Menjadi orang baik itu membahagiakan..
seperti yang terlihat dari senyuman si bungsu najma,
bada salam shalat Maghrib
Pasalnya ia baru saja melawan setan yang menyuruhnya lebih memilih bermain saat ibunya mengajak berjemaah shalat.
Lalu ia berkata..
"Bu, najma mau jadi orang baik.. sambil tersenyum berbinar "
Manusia yang sehat akalnya pasti hanya kebahagiaan yang dicarinya
Namun hanya kebahagiaan yang pondasinya keimanan yang kan membawa kebahagiaan sejati.
Keimanan akan lahirkan ketentraman hati, ketentraman hati akan lahirkan kebahagiaan
Apakah siti Masitoh ketakutan saat ia akan dilemparkan ke dalam wajan panas oleh Fir'aun??
Tidak baginya bahagia adalah saat mempertahankan keimanan pada Allah saja.
Jika kita sedang merasa senang, tetapi ada sudut hati yang merasa hampa atau kok serasa pengen nangis di pojokan sendirian.. berarti itu bukan bahagia sejati..
Bukan.. bukan kita tak boleh bersedih..
Atau kita tak boleh merasa takut..
Itu manusiawi sekali sebetulnya..
Hanya saja jika berlarut itu kan menjauhkan kebahagiaan
Kalo tidak bahagia, maka jangan-jangan kita lupa meletakkan keimanan di hati terdalam kita dengan kokoh.
Dalam Al Quran kebahagiaan yang sempurna itu dinamakan falaah. Allah sebut di beberapa ayat, diantaranya ada di surat Al A’la ayat 14 -15
قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ
(Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman))
وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ
(Dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.)
Nah orang bahagia akan selalu berusaha mensucikan dirinya dari hal-hal yang mengotori keimanan, serta menyempurnakannya dengan selalu mengingat Allah dan Shalat.
Dzikir betul-betul akan menjadi penentram hati saat bisa menerapkannya juga saat shalat. Shalat yang hanya ingat Allah.
Akhirnya..
Yuk jadi orang baik agar kita bahagia.
Orang baik yang meletakkan keimanan sebagai landasannya hingga kebahagiaannya betul-betul sejati.
Sedihlah seperlunya.. teruslah berjalan rasakan Allah selalu peluk kita,
jika kita selalu mengingatNya.
Komentar
Posting Komentar